Monday, December 14, 2009

2 minggu 2 piala 2 juara 2




Hmm, dari judulnya aja mungkin yang baca ini uda tau inti cerita gue ini tentang apa. Haha. Tapi, ini bukan gue bikin buat menyombongkan diri gue ke orang-orang. Nih gue kasih tau garis besarnya deh. Jadi tuh, waktu bulan november 2 minggu berturut-turut gue ikut 2 kejuaraan olahraga basket dan futsal. Nah, dua-duanya gue akhirin dengan menjadi juara dua.
Pertama, gue ikut kejuaraan basket di SMAK 2. Dulu, waktu gue kelas 7, gue juga udah pernah ikut kejuaraan basket di sini. Juara dua juga lagi, tapi ada banyak perbedaan sama juara dua yang baru gue dapet itu. Tim basket gue yang sekarang itu sebenernya hampir bisa dibilang latian setiap hari. Tapi, itu secara ga langsung sih. Soalnya kita main bareng terus setiap pulang sekolah jadi komunikasi kita udah lumayan lancar. Oia tim basket p5 tuh gue, bone, dave, geoffrey (ni anak kapten lhoo(:, friedman, anesh, karel, romario, rabbani, samuel, nathan, andhara, exa, vincent, sama oliver. Kita main di grup yang isinya ada 4 tim. Peertandingan pertama lawan SMPK 1 (menang), abis itu lawan Triratna, ini lawannya lumayan berat tapi kita menang dengan skor tipis 25-24. Terus pertandingan ketiga lawannya Marie joseph, pas pertandingan ini kita cuma bawa 7 pemain tanpa pelatih. Tapi kita bener-bener main bagus akhirnya menang dengan skor 55 - berapa gitu, gue lupa. Hehehe. Dengan kemenangan ini, tim basket P5 lolos ke babak semifinal. Nah, si semifinal, p5 ketemu p4. Ini sekolahan biasa jadi lawan sparing p5, udah gitu kita udah saling kenal. Tapi pas hari pertandingannya, p4 ga dateng ke tempatnya. Jadi, kita menang WO, dan lolos ke final. Di final p5 ketemu Yakobus, sekolah yang pernah ngalahin p5 taon lalu di st.peter. Tapi, waktu itu gue ga ikut maen coy, biasa, lagi sakit. hehe. Di final ini, tim p5 main sangat paik sampe quarter ketiga. Kita unggul terus, pertandingan juga seru, ga kaya ngliatin anak SD maen basket yang traveling terus. hahaha. Tapiiii, malapetaka datang saat quarter keempat. Bagai petir yang menyabar tiba-tiba padahal ga ada ujan, tim p5 kena Foul Team. Waduh, bahaya ini, soalnya sekali uda ngefoul, lawan dapet free throw 2 kali. Udah deh, beneran kan, p5 jadi kalah. Skor nya 39-36 kalo ga salah. Rasanya tuh sakit kalah kaya gini. Sakiittt. Haha. Ga selebai itu juga sihh. Tapi, gue bener-bener sedih waktu keinget yang coach gue bilang sebelom pertandingan, "Juara itu cuma ada 1. Juara 2 itu cuma peringkat. Piala uda ada di tangan kita. Tinggal terserah kalian mau bawa pulang piala yang mana." Kalimat "Juara itu cuma ada 1" tuh buat gue sangat menyakitkan waktu abis kalah. Tapi gue ga mau lebay, yang ga mau mengakui keunggulan tim lawan. Gue tetep sportif.
Nahh, uda bosen belom baca nya?? Belom? Gile, gue aje cape ngetiknya. Hahaha. Tapi lanjut dehh. Nih abis SMAK 2 cup, gue ikut SMPK 5 cup. Gue masuk tim A p5 lagi dan gue jadi kapten kali ini..(bangga dikit yaa) Hehe. Pertandingan pertama p5a lawan permata kasih, skor nya 10-1, tim gue yang menang, enak aje. haha. Terus, p5a lawan smp bunda, tim gue kebobolan duluan, ga tau ya kenapa kebobolan duluan, mungkin kaget karena baru mulai pertandingannya kali ya. Skor akhirnya 8-3, menang lagii. Di semifinal, lawannya lagi-lagi SMPK 4. Pertandingan ini jadi lebih berat buat tim gue, soalnya semua tim p5 yang lain uda kalah di perempat final,jadi semua harapan ada di pundak gue dan kawan-kawan gue. Sebelum pertandingan, kita duduk di tengah lapangan SD, ngobrol-ngobrol buat ngilangin rasa grogi dan lain-lain. Pertandingan ini seru juga, tim p5a sama p4 kayaknya seimbang gitu. Kan sama-sama penabur..(apa hubungannya? haha) Babak pertama skor nya masih kaca mata. Trus babak kedua tim gue baru bangkit, gue ngegol dulu abis itu ivan ngegol lagi. Eh, abis itu dibales sama p4.. Skor nya 2-1 deh, p5 yang menang. Abis pertandingan itu tuh, semua pemain seneng banget, soalnya ga sia-sia perjuanangan kami selama ini akhirnya bisa bawa p5 ke final lagi untuk yang kelima kalinya berturut-turut. Oia ampir lupa, tim a p5 tuh ada gue, ivan tobing, brian, yonathan, dave, rabbani, michael (kiper paling seksoy), daniel maynard, laia, angger, william, dan rivaldi. DI final, kita ketemu musuh bebuyutan p5, uda 3 kali kita ketemu di final p5 cup. Pas final ini tuh rasanya ajib bangeet, lapangan dipenuhi ribuan penonton dari berbagai penjuru kota. Gue jadi tegang.. Pertandingan dimulai, awal pertandingan ini berjalan seimbang, sampai akhrinya tim gue unggul duluan lewat gol Dave. Tapi langsung dibales berkali-kali ma sejubel. Gile juga ya mereka, tim gue ngegol nya cuma sekali, dibalesnya berkali-kali. Sampe akhirnya skor babak pertama 7-2. jelas mental pemain p5a udah down semua. Tapi pelatih bilang, " 5 gol masih bisa!". Trus kita jalani babak keedua dengan sangat hati-hati, defense nya half court (uda kaya basket aja), trus nyerang nya free style. Saking free nya kita kejebolan lagi. Wkakakakak. Tapi gue ngegol 1 biji di babak kedua ini. Skor akhir 11-4. Gue dibikin sedih lagi. Gue bener-bener ngerasa malu karena kalahnya itu telak banget. Gue malu sebagai kapten, gue ga bisa buat banyak waktu pertandingan. Gue down banget sampe akhirnya gue milih ngadem di ruang osis. Di situ banyak temen gue, tapi gue cuma bisa tertunduk lesu.
Di balik semua ini, gue belajar banyak hal. Gue uda ngerasain gimana rasanya berjuang. Apalagi tim futsal p5a. Tim ini dibentuk dari pemain-pemain yang ga biasa main bareng, jadi kita tuh berjuang bersama-sama buat ngebentuk tim yang bisa saling berkomunikasi. Conto perjuangan tim p5a yaitu, latihan fisik di kolam renang di halim. Di situ kita udah kaya tim Eksklusif. Hahaha.
Udah deh ya? Cape.. hehe. dahh. -the end-

Tuesday, November 10, 2009

Kembali ke Masa Depan

Marc duduk di sofa, memandangi layar TV yang berkedip-kedip.
Mengapa Heater tiba-tiba bilang ingin kami putus? Dia bertanya pada dirinya sendiri keseribu kalinya. Setelah semua yang kami lalui selam 6 bulan! Aku pikir hubungan kami begitu berarti. Sekarang dia memutuskan agar kami tidak berhubungan untuk sementara waktu. Dan dia juga tidak isa menatakan alasannya karena dia sendiri tidak tahu.
Marc memalingkan wajahnya dari televisi. Cowok yang sudah SMU tidak boleh menangis – bahkan jika seluruh dunia meledak di depan matanya.
Marc berusaha bertingkah normal saat makan malam, tapi dia hanya makan sedikit, itu pun rasanya seperti gabus.
“Kau sakit atau kenapa?” tanya Jason, adik Marc.
“Tidak!” bentak Marc. “Jangan ganggu aku!”
Ayah memberi isyarat kepada Marc agar menurunkan nada suaranya, bahkan Nenek memandanginya dengan tatapan kaget. Tapi Marc tidak peduli. Mereka tidak akan memahami perasaannya walaupun dia menceritakan masalah ini kepada mereka. Mereka tidak tahu betapa dia sayang sekali kepada Heater. Dia rela menunggu sepanjang hari sekadar untuk pergi ke persekutuan remaja bersama Heater, atau berjalan berduaan di koridor sekolah.
Di kamarnya, Marc mengeluarkan buku-bukunya dari ranselnya, tapi dia tidak mampu berkonsentrasi. Yang ada di pikirannya hanyalah ketika dia mengantar Heater pulang tadi. Saat itu Heater jadi pendiam. Marc sadar ada yang tidak beres, tapi dia yakin bisa mengatasinya, apa pun itu. Tapi Marc dikejutkan oleh pertanyaannya bahwa dia tidak ingin bertemu Marc lagi.
“Tidak ada orang lain, Marc. Aku hanya merasa... yah, kupikir sebaiknya kita berhenti berhubungan untuk sementara dan berhubungan dengan orang lain.”
Untuk sesaat, Marc membisu. Lalu, sakit hatinya berubah menjadi kemarahan. “Oke, silakan! Selamat tinggal!” Marc melampiaskan amarahnya sambil menahan tangis.
Sekarang Marc menghela napas dalam-dalam dan membaca paragraf pertama tugas sejarahnya. Tapi dia tidak paham sedikit pun.
Bunyi ketukan pintu membuat Marc melompat kaget. Mungkin Heater menelepon untuk mengatakan bahwa semua yang sudah dia katakan itu adalah suatu kesalahan bodoh dan dia tidak bisa hidup tanpa Marc, dan Marc juga tidak bisa hidup tanpa Heater.
Namun ternyata suara lembut neneknyalah yang menjawab, ketika Marc bertanya, “Siapa itu?” Marc kembali kecewa. “Masuklah, Nek.”
Sudah sebulan Nenek Marc pindah ke rumah keluarga Marc, dan semuanya senang dengan kehadiran Nenek.
“Nenek butuh sesuatu?” Marc sedang tidak ingin berbicara kepada siapa pun.
“Nenek pikir mungkin justru kamu yang butuh sesuatu, Marc.”
“Apa yang aku butuhkan?” tanya Marc ketus.
“Nenek memerhatikanmu saat makan malam tadi, dan merasa ada yang tidak beres. Dan karena kamu pulang lebih awal, Nenek pikir mungkin ada masalah antara kamu dan Heater.”
“Bagaimana Nenek bisa tahu?” Marc menatap neneknya.
“Wanita tua itu tersenyum. “Nenek bisa merasakannya.” Lalu ia meraih dan menggenggam tangan Marc dengan tangannya yang kurus dan berurat. “Maukah kamu menceritakannya kepada nenek?”
“Tidak ada yang nenek bisa lakukan.”
“Nenek bisa mendoakannya, apa pun itu. Tuhan tahu masalahmu meskipun nenek tidak tahu.”
“Heater mencampakkan aku. Padahal aku pikir kami pasangan yang sempurna.”
“Memang berat,” kata nenekku. “Mungkin saat ini kamu merasa marah kepada Heater dan seluruh dunia.”
“Betul sekali. Tapi, Nenek kok tahu?”
“Marc, sebentar lagi kamu ke kamar nenek, ya. Nenek ingin menunjukan sesuatu padamu.”
Beberapa saat kemudian, Marc mencoba membaca tugasnya sambil memikirkan apa yang hendak ditunjukkan neneknya kepadanya. Nenek tidak membawa banyak barang ketika pindah ke rumah ini.
Marc memberi neneknya waktu 20 menit, lalu ia berjalan menuju kamar nenek.
“Ini dia,” kata nenek sambil memegang amplop yang sudah usang.
“Ini surat yang ditulis ayahmu kepada nenek dulu saat kamp musim panas gereja. Ayahmu jadi konselor disana.”
“Surat dari ayah?” tanya Marc sambil mengeluarkan selembar kertas dari dalam amplop tersebut.


Bu,
Aku bertemu cewek menarik di sini! Namanya Shelley dan dia penganut Kristen yang sangat taat. Dia suka olahraga air, musik, dan semua yang aku suka.
Dia juga cantik.


Marc berhenti membaca. “Ibu? Aku tahu mereka bertemu di kamp gereja, tapi mengapa nenek memperlihatkan surat ini kepadaku sekarang?”
“Selesaikan dulu membacanya, kamu akan tahu sendiri.”


Ibu aku tahu aku tidak pernah berencana untuk datang ke sini. Sebelum aku dan Jan putus, aku ingin di rumah saja supaya bisa bersamanya sepanjang musim panas ini. Kemudian, ketika Jan berkata bahwa hubungan kami sudah selesai, aku mengambil pekerjaan ini hanya untuk melarikan diri. Aku pikir aku tidak akan bersenang-senang di sini, Bu. Dan aku tidak percaya ketika Ibu berkata Tuhan menyediakan yang lebih baik untukku. Sekarang, aku tahu Ibu benar! Aku merasa bebas untuk berhubungan dengan Shelley, dan dia jauh lebih menyenangkan. Aku akan mengajaknya pulang pada hari pertama liburan kami, supaya Ibu dan Ayah bisa bertemu dengannya. Ibu pasti akan menyukainya!

Marc menatap surat itu. “Ayah dicampakkan cewek? Tapi da lebih tampan daripada aku. Ayah dulu pemain futbol, bahkan ketua kelas. Dia punya segalanya. Mengapa ada juga gadis yang mencampakkannya?”
“Mungkin supaya dia bisa bertemu dengan ibumu,” jelas nenek.
“Ya.” Marc tidak bisa membayangkan apabila orang lain, bukan ibunya, yang menikah dengan ayahnya.
“Tentu saja, perisitwa ini terjadi beberapa bulan kemudian setelah ayahmu putus,” kata nenek. “Outusnya mendadak, dan ayahmu merasa menderita untuk sementara waktu. Marc, aku tahu sepertinya erlalu gampang, tapi Tuhan benar-benar bekerja demi kebaikan kita. Biasanya kita tidak langsung melihatnya karena kita tidak bisa melihat jauh ke masa depan. Kita hanya melihat apa yang terjadi sekarang, sedangkan Tuhan melihat seluruh masa depan. Tentu saja, sungguh menyakitkan rasanya ketika kamu bertemu dengan Heater lagi, apabila jika dia bersama orang lain.”
“Tentu saja.” kata Marc kesal.
“Mungkin selama beberapa waktu kamu hanya akan melihat ini sebagai malapetaka. Jadi untuk sementara waktu, mengapa kamu tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang ingin kamu lakukan selama ini, tapi tidak punya waktu karena kamu selalu bersama Heater? Seperti bermain gitar atau main ski lintas alam lagi. Heater tidak menyukainya, tapi kamu punya teman lain untuk melakukannya. Dan nenek dengar bantuanmu dibutuhkan di gereja.”
Marc menggelengkan kepala. Tidak ada yang bisa membuatnya melupakan Heater. Tapi dia benar-benar suka bermain ski dan gitar. Tidak ada salahnya melakukannya.
“Terima kasih.” Marc mencium pipi neneknya. “Tapi untuk apa nenek menyimpan surat ini bertahun-tahun?”
Neneknya tersenyum, dan mengedipkan mata ke arah Marc. “Tuhan pasti tahu bahwa suatu saat nanti Nenek membutuhkannya lagi.”


Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.
Yesaya 55:8-9

Pesan Tuhan : “Aku bisa melihat apa yang terjadi padamu hari ini dan besok. Aku akan selalu berkarya untuk memberikan yang terbaik bagi hidupmu.”



sumber : ’God Speaks’ Kumpulan Cerita Pendek Pembangkit Semangat Untuk Remaja

Friday, August 28, 2009

Pacaran

Gue mau sharing nih, sama temen-temen yang baca posting ini. Jadi gue minta tolong sama temen-temen yang udah baca post ini buat kasih pendapatnya (di comment aja). Mungkin ada yang ngga setuju, ato ada yang mau nambahin ato yang lain-lain. Intinya sih gue cuma mau tau aja pandangan temen-temen tentang pacaran. Soalnya, di masa pubertas kita ini atau masa remaja kita, pasti lagi seru-serunya yang namanya pacaran. Hmm. Jujur gue orang yang udah sering pacaran. Hehe.. Gak banyak-banyak banget sih. Tapi cukup ngasih gue pelajaran yang berarti. Kalo kata-kata lebay-nya mungkin gue udah jatuh bangun mengejar cinta. Tapi ga segitunya juga sih. Gue pernah ditolak pas nembak. Pernah diputusin. Pernah juga mutusin. Dari hal-hal itu gue belajar 'Sebenernya pantes gak sih anak-anak seumuran gue itu pacaran?' Dan akhirnya gue menemukan sebuah jawaban. Menurut gue, gue belom pantes pacaran. Buat gue, gue masih kecil dan bukan kapasitas gue buat pacaran. Banyak faktor sih yang buat gue yang akhirnya menyimpulkan kesimpulan seperti itu. Yang pertama, secara fisik gue bisa dibilang gede. Tapi secara psikis? Gue ga siap (belom dewasa). Yang kedua, mungkin pacar gue yang jadi pasangan gue saat jadi pacar gue gak siap juga secara psikis. Pikirannya masih gampang berubah atau emosinya masih labil. Termasuk gue sendiri juga. Terus apa lagi ya? Mugkin emang belom saat nya aja kali ya.. Nah. Mungkin ada yang mau nambahin atau komen". Silahkan ditulis. Kita sharing bersama-sama.

Tuesday, August 11, 2009

Hidup yang Sekarang


Hidup. Apa arti hidup? Tujuan hidup itu apa? Hmm. Itu mungkin sebuah pertanyaan yang lumayan berat buat dijawab anak remaja seumuran gue. Orang dewasa juga belom tentu bisa sih jawab ni pertanyaan. Duhh. Gue ngomong apa sih? Jadi bingung. Udah deh, langsung ke topik aja. Gue mau ngomongin tentang hidup gue yang sekarang. Gue merasa nyaman dengan hidup gue yang sekarang. Kalo dulu, gue ga gitu nyaman sama hidup gue. Gak tau kenapa. Gue ngerasa kayak berantakan. Dalam arti, gue sering bertanya-tanya kepada diri gue, "Kenapa kayak gini sih? Koq gue kayak gini?". Hidup gue yang dulu tuh cuma ribut sama orang, pacaran, males-malesan, maen-maen, ga serius, gampang emosi, ribut lagi, pacaran lagi, terus putus, ya gitu deh. Ga jelas hidupnya. Tapi gue juga ga diem aja jalanin hidup gue yang gue sendiri pun merasa ga nyaman buat ngejalaninnya. Gue coba sharing sama sahabat-sahabat gue, nanya pendapat mereka dan apa yang harus gue lakukan. Akhirnya gue mendapatkan sebuah gagasan tentang gimana harusnya gue ngejalanin hidup gue. Gue mencoba membuat sebuah prinsip buat hidup gue. Prinsip itu udah gue pikirin mateng-mateng. Setelah gue jalanin prinsip itu di hidup gue, gue ngerasa sebuah perubahan dalam hidup gue. Gue jadi lebih bisa menikmati hidup gue. Gue bisa merasa nyaman ngejalanin hidup. Dan gue have fun dengan hidup gue yang sekarang. Mungkin gue emang ga punya pacar saat ini. Tapi gue punya yang lebih dari sekedar seorang pacar. Yaitu teman, sahabat, dan keluarga. Oiya, mau bilang juga. Jomblo itu enak loh. Memang sih ga selamanya enak. Tapi enak juga koq. Jadi lebih banyak waktu buat diri sendiri. Hehe. Buat yang masih pacaran, pinter-pinter bagi waktu aja.

*buat yang baca ini, maaf ya kalo ga gitu ngerti apa yang gue tulis. Intinya sih gue cuma mau share aja sama yang baca blog gue, gimana hidup gue itu. Dan gue juga mau ngajak buat temen-temen yang baca blog gue buat coba pikirin dan bikin yang namanya prinsip hidup. Berguna banget lho!! Hehe. Makasih.

Friday, August 7, 2009

Sekolah Keributan

Hmm.. SMPK 5 BPK Penabur Jakarta. Nama sekolah SMP gue. Rumah kedua gue. Bagian hidup gue. Tempat gue tumbuh. Tempat gue belajar banyak hal. Tempat gue kencing. Lho?? Di sini juga tempat gue belajar main basket yang sebenarnya. Di sini juga tempat gue mencari jati diri gue yang sebenarnya. Gue jatuh bangun. Kadang gue bae ke semua orang. Kadang juga gue galak banget. Kayak cewe lagi PMS. Haha. Di sekolah ini lumayan enak. Orang-orangnya juga asik-asik, gila-gila, sedeng-sedeng, dan banyak ga waras. Kayak Rumah Sakit Jiwa. Di sekolah ini sering terjadi keributan. Dari keributan yang kecil sampai yang besar-besar. Kalo yang kecil itu contohnya, yah kayak seseorang ribut sama seseorang yang lainnya, tapi ga berani di depan orangnya langsung. Alias main belakang. Kalo yang besar contohnya baru aja terjadi. 2 kelompok yang ribut sampe rame. Sebut aja kelompok balet sama kelompok penari striptis. Mereka punya masalah sampe akhirnya ribut. Sebenernya, masalah ini sih uda masalah lama. Tapi ngga kunjung selesai karena emang ga ada usaha dari kedua belah pihak buat menyelesaikan masalahnya. Jadi deh mereka ribut rame-rame. Pas lagi ribut-ribut gitu, tiba-tiba dateng sosok satria baja hitam yang mencoba melerai keributan. Satria baja hitam itu adalah Joko. Sang cleaning service paling cihuy di SMPK 5. Hahaha. Tapi kasiannya, waktu di mencoba buat melerai, dia malah diusir sama anak-anak yang lagi ribut.
"Uda deh. Lu ga usah ikut-ikutan.", kata merka.
Kasian si Joko...
Kembali ke topik yang tadi. Setelah ribut-ribut beberapa lama, akhinya guru biologi gue dateng ke dalem kerumunan yang lagi ribut itu dan akhirnya keributan itu berhasil diredakan. Kayaknya sih soal keributan tadi itu uda selesai. Dan gue denger-denger, keributan tadi pagi itu cuma salah paham doang. Tapi ga tau juga deh. Setelah itu, ada lagi maslah anak SMP nge-gamparin anak SD. Kedengerannya sih emang ga elit banget. Masa ribut sama anak SD. Tapi gue akui, anak SD yang digamparin itu emang belagu banget. Jadi ga salah juga. Yah gitu lah sekolah SMPK 5. Sekolah yang penuh dengan keributan. Gue sih berharap aja, di taon terakhir gue di SMPK 5 ini, sekolah ini bisa jadi damai. Amin.

Tuesday, August 4, 2009

Malangnya Temanku


Gue punya temen, namanya Giovanni. Biasa dipanggil Gio. Dia sekelas sama gue dan duduk di sebelah gue. Awalnya sih dia ngga duduk di sebelah gue. Tapi gue nyuruh dia pindah ke sebelah gue. Soalnya, gue bosen banget ga ada temen ngobrol. Dia orangnya asik, ribut, enak diajak ngobrol, bisa diajak kerja sama, dan sedikit gila (liat aja fotonya). Gio duduk di sebelah kiri gue, di depan gue ada Marcella, dan di depannya Gio ada Claudia yang biasa dipanggil Kuya. Kita biasa ngobrol berempat. Dan pada suatu saat, Kuya marah sama Gio.
"Kuy, sori kuy. Sori. Sori", Gio minta maap sama Kuya.
"Gue maapin kalo lu bayar 10.000!", Kuya menvonis.
"Kalo mau maapin orang itu harus tulus tau.", kata gue menengahkan.
"Yauda deh. Gue bayar.", kata Gio.
"Nah. Gitu dong. Hahaha.", kata Kuya seneng.
Akhirnya Gio ngeluarin duit 10.000 dan dikasih ke Kuya. Mereka baikan. Setelah beberapa lama ngobrol-ngobrol, Gio nanya ke Kuya.
"Marga lu apa, Kuy?"
"Marga Batak?", tanya Kuya.
"Yaiyalah. Apa lagi?!!"
"Hmmm. Simanjuntak.", jawab Kuya.
"Ohh. Kaya Joel dong.", kata gue (Joel temen gue yang laen).
"Lohh? Bukannya marga lu itu Malau ya? Ahahahaha.", Gio nanya lagi ke Kuya. Malau itu marga mantannya Kuya.
"Wah. Lu bener-bener nyari ribut ya!!!", jawab Kuya.
Kuya marah lagi ke Gio. Kali ini dia beneran marah. Uang 10.000 yang tadi dikasih, dibalikin lagi. Gio udah coba bujuk-bujuk Kuya. Tapi Kuya ga mau maapin. Gue sih ketawa-ketawa aja. Lagian bego banget tuh anak. Udah tau itu nama mantannya. Masih aja ditanya. Hahaha. Selang beberapa waktu lagi, gue mau ngomong ke Marcella.
"Ela.", panggil gue.
"Apa?", Ela nengok ke belakang.
"Aahahahaahahahahahahahahahahahaahahaha."
Entah kenapa gue langsung ketawa pas liat muka Gio sebelum ngomong ke Marcella.
"Kenapa sih?", tanya Ela yang kebingungan karena tiba-tiba gue ketawa dan si Gio juga ketawa ngakak-ngakak.
"Muka lu kayak babi sih! Wkwkwkwkwkwk.", jawab Gio dengan asal ngomong.
"Ihhh! Apaan sih!"
Ela ngambek sama Gio. Gio ajak ngomong, gak dianggep sama Ela. Berarti dia sekarang lagi dimusuhin sama dua orang. Kuya dan Ela. Kasian. Haha.
"Gimana nih, ray? Pada marah sama gue."
"Ya elu sih. Asal ngomong gitu. Makanya, kalo mau ngomong itu dipikir dulu. Jangan asal ceplos", kata gue.
Hmm. Kasian juga sih si Gio itu. Tapi untungnya sekarang mereka udah maapin Gio. Hahaha. Malangnya..

Sunday, August 2, 2009

3 point! wkakakak.


Tadi abis tanding basket di SMAK 5. Pertandingannya sih antar gereja. Jadi gue main sama temen-temen gereja. Orangnya gede-gede. Anak SMA, kuliah, ada juga yang uda kerja. Di tim gue, ada satu temen gue dan gue yang paling kecil dalam tingkatan kelas. Sebenernya, gue lagi ga enak badan alias lagi sakit. Kaki gue juga lagi sakit. Intinya, gue lagi ga fit banget. Tapi gue maksain diri gue biar bisa ikut maen. Malemnya gue tidur cukup dan paginya sarapan dulu sebelum pergi. Pas udah nyampe di SMAK 5, kita semua nonton acara pembukaannya dulu. Ada yang nyanyi-nyanyi, terus ada modern dance nya, ya gitu. Pas lagi acara pembukaan itu, gue mulai ngerasa laper. Gue liat ke sekeliling dan akhirnya gue menemukan tukan mie ayam di luar. Akhirnya gue ngajak temen gue nemenin gue keluar. Gue mesen mie nya. Dan Gue makan setelah jadi. Kenyang deh akhirnya. Perut uda keisi, gue siap tempur. Gereja gue tanding di pertandingan kedua. Waktu pertandingan pertama sedang berlangsung, tim gue mempersiapkan diri dengan ganti baju dan pemanasan di tempat parkir. Setelah pertandingan pertama selesai, gue masuk ke lapangan dan melakukan warming-up. Pertandingan pun dimulai. Gue duduk di bangku cadangan. Harus sabar menanti dan melihat permainan para pemain yang lebih senior dari gue. Tim gue sempet ketinggalan 11-3 di awal quarter. Tapi akhirnya bisa berbalik unggul dengan permainan gemilang dari salah satu pemain tim gue yang bernama Hesron. Gue baru dimainkan di paruh kedua pertandingan. Suatu kali tim gue lagi offense, gue menerima pass dari point guard-nya di tempat yang kosong. Gue berdiri di depan garis 3 point dan karena posisi gue yang bagus buat nge-shoot, akhirnya gue shoot juga tuh bola. Plosssss... Bolanya masuk dengan mulus. Yeah! Gue nge-point 3 point. Ahahaha. Gue bukan shooter yang baik. Jadi gue seneng bisa buat 3 point. Setelah itu gue jadi seakin percaya diri. Tapi ga nge-point lagi sih. Akhirnya, tim gue menang dengan skor 40-32. Tim gue melaju ke babak selanjutnya, dan kita lihat nanti kelanjutannya. Hoho..

Monday, July 27, 2009

Lari-Futsal-Baket

Hidup gue ngga bakal jauh-jauh dari yang namanya olahraga. Mungkin hidup gue adalah olahraga. Ngga tau kenapa, gue mulai menonjol di bidang olahraga sejak kelas 3 SD. Padahal yang gue tau, di keluarga gue itu ga ada yang keturunan jago olahraga. Prestasi gue dalam dunia olahraga juga udah lumayan banyak. Kebanyakan dari futsal. Tapi juga ada dari basket. Setiap hari gue pasti berolahraga. Dan suatu saat, ada ambil nilai pelajaran olahraga yaitu lari keliling sekolah selama 20 menit. Target gue 20 puteran. Tapi ternyata ga kesampean, gue cuma bisa 19 puteran. Gue udah mati-matian larinya, ga tau yang ngitung salah atau emang cuma segitu. Tapi gue ngerasa udah banyak banget larinya. Tapi yaudalah, bersyukur. Setelah lari, gue ngerasa betis gue jadi berat dan sakit. Besok paginya, kaki gue sakit semua. Dari paha sampe betis. Padahal hari itu gue ada sparring futsal lawan SMAK 7. Akhirnya gue paksain main. Abis main juga kaki gue tambah sakit. Besoknya lagi, gue harus latihan basket buat ikut pertandingan antar gereja. Latihannya lumayan berat. Lari,free throw,lari,free throw,lari,free throw, gitu-gitu terus deh. Abis itu latihan offense. Kaki gue juga sempet ketendang kaki temen gue. Sakit banget. Sampe sekarang kaki gue masih sakit. Perlu istirahat banyak. Huff..

Friday, July 24, 2009

Berharap Kembali


Sejuta kenangan mengusik pikiranku
Mengingatkanku pada dirinya
Ketika sedih memenuhiku
Bagai hujan membasahi tubuhku
Hatiku sakit melepas dirinya

Kini, ku lewati hari-hari sepi
Hanya sendiri tanpa dirinya
Ayam berkokok di pagi hari
Membangunkanku dari mimpi-mimpiku
Untuk kembali ke sisinya

Tak hentinya ku berdoa
Berharap masa lalu kembali terulang
Begitu manis
Begitu lembut
Awan putih memanggilku
Mengajak terbang melayang
Membelah angkasa

Tapi semua hanya masa lalu
Yang membuatku terus bermimpi
Tuhan
Tolonglah diriku
Untuk menerima segalanya
Dan memulai sebuah kehidupan baru
Hatiku hanya untuk dirinya

Ku Kira



Ku kira semua baik adanya
Ku kira semua sangat indah
Begitu menyenangkan
Dan membuatku terus tersenyum

Tapi ternyata
Tak seperti yang ku kira
Tak pernah terpikirkan
Tak pernah terbayangkan
Bagai bunga yang mati sekejap
Hatiku hancur
Tak hentinya air mata mengalir

Selalu terbayang di benakku
Kisah begitu indah
Bersamanya
Tak terlupakan

Bagiku..
Bersamanya yang terbaik
Walau hati sakit
Tetap mencintainya
Tak ada yang bisa ku lakukan
Hanya menjalaninya
Dan biarkan semuanya terus mengalir

Kambing Congek

Belom lama ini, cewe koko gue kecelakaan jatuh dari motor dan kedua tangannya retak. Waktu pertama kali gue tau kabar itu, gue sempet ga percaya. Tapi akhirnya percaya juga sih. Dia dirawat di Rumah Sakit Medistra dan dia harus menjalani operasi. Setelah operasi selesai, nyokap gue mau menjenguk cewe koko gue itu. Karena waktu itu hari sudah malem dan gue ngerasa bosen diem di rumah, akhirnya gue milih untuk ikut pergi ke rumah sakit. Sesampainya di sana, gue sempet ragu mau masuk ke ruangan dia dirawat ato ngga. Soalnya gue ngerasa ga enak aja kalo gue ikut masuk ke dalem dan di sana banyak keluarga cewe koko gue itu yang ga gue kenal. Daripada gue ragu, gue mutusin buat tanya ke nyokap. "Ma, nanti aku ikut masuk ke dalem ga ya?", tanya gue. "Masuk aja. Kalo ga mau masuk, tunggu aja di lobi.", jawab nyokap gue. Akhirnya, gue milih ikut masuk. Soalnya gue mikir, ngapain juga gue nunggu duduk-duduk di lobi? Pas masuk ke dalem kamar tempat dia dirawat, seperti dugaan gue, banyak keluarganya yang ga gue kenal. Tapi gue coba buat jaga image sebagai adek koko gue yang baik diantara mereka. Setelah itu, nyokap gue dan oma gue ngobrol-ngobrol sama cewe koko gue itu. Dan di sana gue cuma diem aja. Ga ngomong sama sekali. Ga lama setelah itu, saudaranya cewe koko gue, dateng lagi. Gue celingukkan, ga tau harus gimana. Gue jadi kambing congek di situ. Tampang gue bingung banget. Dan akhirnya, setelah nyokap selesai ngobrol, gue bisa pulang juga. Hah.

Tuesday, July 21, 2009

Tanggung Jawab

Hmm. Kalo ngomongin tentang tanggung jawab, mungkin banyak orang bakal males ngomongin dan melakukannya. Tapi, tanggung jawab itu sendiri harus sangat amat kita miliki buat ngejalanin hidup ini. Sebenarnya, tanpa kita sadari banyak kegiatan sehari-hari kita yang memerlukan tanggung jawab. Gue akui, bertanggung jawab itu ga gampang, perlu pengorbanan, dan mungkin juga keberanian. Dulu, waktu gue kelas 2 SMP. Gue dihadapkan dengan dua pilihan yang memerlukan tanggung jawab gue yang besar. Gue masuk tim basket sekolah dan juga tim futsal sekolah. Dan ternyata tim basket dan tim futsal sekolah gue, ikut turnamen basket dan futsal secara bersamaan, dalam minggu yang sama, tapi di tempat yang berbeda yang jarak kedua tempat itu lumayan jauh. Basket di St. Peter-Kelapa Gading dan futsal di sekolah gue sendiri di SMPK 5 Penabur-Cipinang. Setelah gue tau kabar itu, gue mencoba buat memilih salah satunya. Tetapi, setelah ditimbang" dan dipikirkan lebih matang lagi, gue baru sadar, kalo gue punya tanggung jawab buat kedua tim tersebut dan ga mungkin gue milih salah satu dari antara dua tim itu. Karena, gue uda berjuang buat masuk ke dalem tim basket dan futsal. Gue jg harus membayar kepercayaan yang uda dikasih masing-masing pelatih buat gue. Dan akhirnya, gue memutuskan buat mengikuti kedua turnamen tersebut. Memang kedengarannya dan keliatannya egois dan banyak orang juga yang bilang ke gue, "Apa lo bisa ikut dua turnamen sekaligus kayak gitu?". Gue cuma bilang, "Liat nanti." (sebenernya gw jg ragu sih. hehe.). Dan setelah diketahui jadwal pertandingan yang harus gue jalani, ternyata jadwalnya tuh mepet banget. Kelapa Gading-Cipinang bolak balik abis bertanding kayaknya cukup buat gue sesek napas deh. Tapi harus gw jalanin, tanggung jawab cuy! Pertandingan pertama gue, yaitu futsal. Di hari itu gue ngga ada jadwal tanding basket, jadi gw bisa maen lepas di lapangan. Dan tim gue menang 8-3, 4 gol diantaranya dicetak oleh bintang jatoh ke dalem setic tank yang diimpor dari Inggris yaitu gue. Esok harinya, gue harus bertanding basket dulu di St. Peter lalu balik lagi ke SMPK 5 buat tanding futsal. Gue cukup semangat hari itu. Lawan tim basket gue waktu itu tuan rumah yaitu St. Peter. Tim basket gue menang lumayan jauh dan kita sempet cooling down sebentar, setelah itu buru-buru balik ke cipinang naik taksi. Di taksi, sempit banget. Gue duduk di deket pintu dan gue kegencet. Kaki gue juga sempet kram, tapi itu semua bisa teratasi. Anak tim futsal gue udah nelpon berkali-kali nyuruh cepetan sampe. Dan akhirnya gue sampe di sekolah, gue langsung lari ambil baju tim futsal gue, gantinya ga sempet di toilet, jadi ganti di kelas. Gue lari-lari ke tempat tim futsal gue nongkrong. Pertandingan dimulai, dan pada akhirnya tim gue kalah. Gue keliatan banget kelelahan di lapangan. Temen-temen gue juga pada bilang,"Lo kecapean banget ya?" Gue ngga maen sebagus pertandingan pertama. Gue udah berusaha maksimal walaupun akhirnya gagal. Di balik semua kejadian itu, satu hal positif yang gue dapet dalam hidup gw. Gue udah mencoba buat jadi orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang uda gue raih. Dan belajar dari kesalahan yang gue buat saat pertandingan itu.



*maap kalo ada salah tulis

Monday, July 20, 2009

Baru Buat!!

Karena ini pertama kali buat blog. Jadi, ini page percobaan dulu. hehe.